Tema : Pangan dan Pertanian
Pengarang : Bayu Krisnamurthi
Tahun : 2003
Latar Belakang
- Fenomena
- Penelitian sebelumnya
1. Meneliti tentang Peran dan Permasalahan LPND Bulog
2. pada tahun 2000 menjadi importir terbesar walaupun tetap dapat mempertahankan urutan
produsen terbesar ke tiga di dunia.
3. Reformulasi Kebijakan Ketahanan Pangan
- Motivasi
Masalah
apa yang akan kita lakukan dengan pengembangan ketahanan pangan dan peran bulog?
Tujuan
Mengetahui apakah Bulog tepat atau tidak tepat dijadikan Perum, bahkan apakah Bulog perlu dibubarkan atau dipertahankan
Hipotesis
1. Ada peranan BULOG dengan Kebijakan pangan Indonesia
2. Tidak ada peranan BULOG dengan Kebijakan pangan Indonesia
Metodologi Penelitian
perubahan 10 negara terbesar di dunia dalam produksi, impor, dan ekspor. Tabel tersebut menunjukkan bahwa pangsa (PCt) produsen, importir, dan eksportir beras dipasar internasional tidak banyak berubah.
Produsen | Importir | Eksportir | |||
1990-an | 2001 | 1990-an | 2000 | 1990-an | 2000 |
Cina | Cina | Iran | Indonesia | Thailan | Thailan |
India | India | Filipina | Irak | USA | Vetnam |
Indonesia | Indonesia | Brazil | Iran | Vietnam | Cina |
Banglades | Banglades | Senegal | Saudi Arabia | Pakistan | USA |
Vietnam | Vietnam | Banglades | Nigeria | Itali | Pakistan |
Thailan | Thailan | Irak | Brazil | India | India |
Myanmar | Myanmar | Hong Kong | Jepang | Australia | Urugay |
Jepang | Filipina | Pantai Gading | Filipina | Cina | Itali |
Filipina | Jepang | Malaysia | Senegal | Urugay | Australia |
Korea Sel. | Brazil | USSR | Afriak Selatan | Myanmar | Argentina |
PCtP : 88 % | PCtP : 87 % | PCtI : 34 % | PCtI : 39 % | PCtE : 90 % | PctE : 93 % |
PCt = Pangsa (%) ke-10 negara tersebut terhadap kondisi produksi (P), impor (I), dan ekspor (E) dunia.
Sumber : Database FAO
Hasil dan analisis
Oleh sebab itu, agar perubahan Bulog menjadi Perum dapat tetap efektif dalam kaitannya dengan pengembangan ketahanan pangan, maka setidaknya diperlukan dua hal pokok :
1. Adanya langkah-langkah tegas dan konsisten untuk mengkristalkan strategi dan kebijakan ketahanan pangan, yang menjadi acuan sekaligus merekatkan seluruh komponen ketahanan pangan dalam satu gerak langkah bersama yang serasi dan saling menunjang.
2. Perlu adanya suatu lembaga yang dapat menjalankan fungsi koordinasi-pelaksanaan, pemantauan, serta terus mengembangkan strategi dan kebijakan ketahanan pangan ditengah dinamika berbagai komponen ketahanan pangan. Saat ini telah ada Dewan Ketahanan Pangan yang diketuai Presiden dengan anggota para Menteri untuk menjalankan fungsi koordinasi pengambilan kebijakan pokok. Dewan tersebut perlu dilengkapi dengan lembaga koordinasi yang lebih operasional. Untuk itu Badan Ketahanan Pangan di Departemen Pertanian, yang selama ini juga telah berfungsi sebagai Sekretariat Dewan perlu diperkuat menjadi Badan Ketahanan Pangan Nasional langsung dibawah Presiden sehingga lebih tepat sebagai Sekretariat Dewan yang juga diketuai Presiden serta lebih mampu mengkoordinir lembaga instansi setingkat Eselon I dalam pelaksanaan kebijakan. Hal ini sejalan dengan langkah yang telah dikembangkan beberapa daerah, yang mengembangkan Badan Ketahanan Pangan Daerah langsung dibawah Gubernur.
Kesimpulan
Mempertahankan sistem ketahanan pangan memang tidak mudah, sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan. Sebaiknya juga memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan didalam sistem tersebut. Agar tidak menjadi kendaraan tanpa tujuan. Diharapkan perum bulog berperan optimal dalam membangun ketahanan pangan
Sumber : http://www.ekonomirakyat.org/edisi_19/artikel_2.htm
Tugas ini diberikan oleh Bapak Prihantoro
0 komentar:
Posting Komentar