Penguin Doing Belly Sit Ups

Kamis, 29 September 2011

PERUM BULOG DAN KEBIJAKAN PANGAN INDONESIA: KENDARAAN TANPA TUJUAN?

Tema : Pangan dan Pertanian

Pengarang : Bayu Krisnamurthi

Tahun : 2003


Latar Belakang

  • Fenomena
Pangan merupakan kebutuhan hidup terpenting bagi manusia, setelah udara dan air. Oleh karenanya ketahanan pangan individu, rumah tangga, dan komunitas merupakan hak azasi manusia.

  • Penelitian sebelumnya

1. Meneliti tentang Peran dan Permasalahan LPND Bulog

2. pada tahun 2000 menjadi importir terbesar walaupun tetap dapat mempertahankan urutan

produsen terbesar ke tiga di dunia.

3. Reformulasi Kebijakan Ketahanan Pangan

  • Motivasi
Mengetahui Peranan Perum Bulog


Masalah

apa yang akan kita lakukan dengan pengembangan ketahanan pangan dan peran bulog?


Tujuan

Mengetahui apakah Bulog tepat atau tidak tepat dijadikan Perum, bahkan apakah Bulog perlu dibubarkan atau dipertahankan


Hipotesis

1. Ada peranan BULOG dengan Kebijakan pangan Indonesia

2. Tidak ada peranan BULOG dengan Kebijakan pangan Indonesia


Metodologi Penelitian

perubahan 10 negara terbesar di dunia dalam produksi, impor, dan ekspor. Tabel tersebut menunjukkan bahwa pangsa (PCt) produsen, importir, dan eksportir beras dipasar internasional tidak banyak berubah.

Produsen

Importir

Eksportir

1990-an

2001

1990-an

2000

1990-an

2000

Cina

Cina

Iran

Indonesia

Thailan

Thailan

India

India

Filipina

Irak

USA

Vetnam

Indonesia

Indonesia

Brazil

Iran

Vietnam

Cina

Banglades

Banglades

Senegal

Saudi Arabia

Pakistan

USA

Vietnam

Vietnam

Banglades

Nigeria

Itali

Pakistan

Thailan

Thailan

Irak

Brazil

India

India

Myanmar

Myanmar

Hong Kong

Jepang

Australia

Urugay

Jepang

Filipina

Pantai Gading

Filipina

Cina

Itali

Filipina

Jepang

Malaysia

Senegal

Urugay

Australia

Korea Sel.

Brazil

USSR

Afriak Selatan

Myanmar

Argentina

PCtP : 88 %

PCtP : 87 %

PCtI : 34 %

PCtI : 39 %

PCtE : 90 %

PctE : 93 %


PCt = Pangsa (%) ke-10 negara tersebut terhadap kondisi produksi (P), impor (I), dan ekspor (E) dunia.
Sumber : Database FAO


Hasil dan analisis

Oleh sebab itu, agar perubahan Bulog menjadi Perum dapat tetap efektif dalam kaitannya dengan pengembangan ketahanan pangan, maka setidaknya diperlukan dua hal pokok :

1. Adanya langkah-langkah tegas dan konsisten untuk mengkristalkan strategi dan kebijakan ketahanan pangan, yang menjadi acuan sekaligus merekatkan seluruh komponen ketahanan pangan dalam satu gerak langkah bersama yang serasi dan saling menunjang.

2. Perlu adanya suatu lembaga yang dapat menjalankan fungsi koordinasi-pelaksanaan, pemantauan, serta terus mengembangkan strategi dan kebijakan ketahanan pangan ditengah dinamika berbagai komponen ketahanan pangan. Saat ini telah ada Dewan Ketahanan Pangan yang diketuai Presiden dengan anggota para Menteri untuk menjalankan fungsi koordinasi pengambilan kebijakan pokok. Dewan tersebut perlu dilengkapi dengan lembaga koordinasi yang lebih operasional. Untuk itu Badan Ketahanan Pangan di Departemen Pertanian, yang selama ini juga telah berfungsi sebagai Sekretariat Dewan perlu diperkuat menjadi Badan Ketahanan Pangan Nasional langsung dibawah Presiden sehingga lebih tepat sebagai Sekretariat Dewan yang juga diketuai Presiden serta lebih mampu mengkoordinir lembaga instansi setingkat Eselon I dalam pelaksanaan kebijakan. Hal ini sejalan dengan langkah yang telah dikembangkan beberapa daerah, yang mengembangkan Badan Ketahanan Pangan Daerah langsung dibawah Gubernur.


Kesimpulan

Mempertahankan sistem ketahanan pangan memang tidak mudah, sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan. Sebaiknya juga memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan didalam sistem tersebut. Agar tidak menjadi kendaraan tanpa tujuan. Diharapkan perum bulog berperan optimal dalam membangun ketahanan pangan


Sumber : http://www.ekonomirakyat.org/edisi_19/artikel_2.htm

Tugas ini diberikan oleh Bapak Prihantoro


0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates