DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS BAGI LULUSAN SARJANA EKONOMI
Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan dari World Customs Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor. Secara teori, semua hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas. Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik karena melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar.
Pemerintah melalui Menteri Perdagangan pada tanggal 28 Februari 2009 lalu bersama sejumlah menteri Perdagangan ASEAN, Australia dan New Zaeland telah menandatangani Persetujuan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru, atau AANZ-FTA (Asean, Australia, New Zealand Free Trade Area), yakni perjanjian kerjasama untuk melakukan perdagangan bebas di antara negara-negara tersebut. Sementara itu perjanjian ASEAN-China sudah akan mulai berlaku sejak bulan Januari 2010.
Pokok dari perjanjian tersebut adalah masing-masing negara akan menurunkan tarif bea masuk barang dan jasa dari negara-negara yang terlibat perjanjian menjadi nol persen dengan tahapan-tahapan yang disepakati. Padahal jika dicermati perjanjian tersebut justru merugikan Indonesia. Selama ini misalnya neraca perdagangan non migas Indonesia baik dengan Australia dan New Zealand selalu negatif. Artinya tanpa perdagangan bebas pun, Indonesia lebih banyak mengimpor barang dari kedua negara tersebut. Australia selama ini dikenal sebagai pemasok utama susu daging sapi dan sejumlah bahan pangan ke Indonesia.
China menerapkan tarif pajak hingga nol persen. Hal ini akan menekan harga ekspor. Dengan produksi massal, biaya produksi produk-produk China rendah karena biaya per unit lebih rendah. Produk-produk yang murah tersebut, membanjiri pasar-pasar nasional dengan harga murah. Indonesia lalu dipaksa menampilkan produk-produk yang memiliki keunggulan komperatif tertentu, seperti batik dan melakukan subsitusi impor dengan berupaya mengatasi masalah-masalah impor.
Indonesia sulit menjadwal ulang perdagangan bebas ASEAN-China karena kesepakatannnya cukup lama. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana negara-negara tersebut menghindari praktik-praktik yang tidak sehat dalam perdagangan.
Pada sisi lain IPTN sebagai industri unggulan berteknologi tinggi yang dimiliki Indonesia, harus ditutup apabila ingin mendapat bantuan dari IMF. Dampak langsungnya 12.000 pekerja IPTN harus mengalami PHK, bahkan banyak diantaranya yang ahli dalam bidang kedirgantaraan. Selain itu yang jadi ironi, IPTN yang dirintis dan dikembangkan sejak 1976 harus dikandaskan begitu akan tinggal landas.
Kaitannya pengaruh perdagangan bebas di tingkat Asia bagi lulusan Sarjana ekonomi ialah, berdampak pada perdagangan bebas seluruh pasar dibenua asia tidak terkecuali di Indonesia dan pengaruhnya juga berdampak pada lulusan sarjana ekonomi diindonesia. Hal ini dikarenakan perdagangan bebas yang semakin marak di Indonesia.
Produk yang berasal dari luar negeri yang bebas masuk ke negara Indonesia dengan tidak ada batasannya sehingga semakin berkembang pesat di Indonesia. Dari perdagangan bebas itulah diharapkankan para sarjana ekonomi dapat bersaing dengan para sarjana ekonomi lainnya yang bukan berasal dari indonesia saja tentunya, karena para perusahaan asing tersebut bisa saja mengambil tenaga kerja dari negara asal perusahaan tersebut. Para lulusan-lulusan ini diminta agar dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ekonomi di dalam negara ini sendiri.
Maraknya barang-barang impor yang masuk ke negara ini membuat proses produksi di negara ini sedikit terhambat karena kurangnya minat pembeli untuk memakai barang produk hasil sendiri, maka dari itu para lulusan ekonomi di Indonesia dituntuk agar cerdas dan dapat menjadikan barang atau produk asli buatan Indonesia untuk bersaing diperdagangan bebas atau malah mengalahkan produk-produk buatan importir.
Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan sistem penjualan yang baik.Mempelajari bagaimana memuaskan para konsumen dengan barang-barang yang diproduksi sehingga membuat produk dalam negeri mampu bersaing dan disejajarkan dengan produk luar. Dengan cara membuat suatu produk yang terjamin mutu kualitasnya, beragam desain atau modelnya, awet dan yang paling penting adalah harga yang terjangkau dengan masyarakat kita. Contohnya produk-produk buatan cina, yang mampu menembus pasar diasia dan bersaing dengan produk dari jepang yang sudah jelas terbukti bahwa produk buatan jepang berkualitas tinggi. Selain itu dengan kita mpunyai lulusan ekonomi yang kompeten, negara di untungkan dengan adanya pemasukan devisa negara bila kita bisa mengirim para lulusan ekonomi untuk bekerja di luar negri.
Lulusan ekonomi harus mampu membuat konsumen percaya bahwa produk dalam negri mampu bersaing dengan produk-produk luar, dengan kualitas dan harga yang terjangkau deengan masyarakat. Dengan itu kita bisa membuktikan bahwa produk-produk buatan anak bangsa tidak kalah dengan produk-produk import dan kita bisa menikmati hasil buatan kita sendiri.
Sumber
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_bebas
2. http://www.solidaritasburuh.org/analisa/dampak-buruk-perdagangan-bebas-bagi-indonesia.html